Pendekatan Pembelajaran STEM

Pendekatan Pembelajaran STEM

Daftar Isi (Seri 1 sampai Seri 8)

Beberapa Tutorial

  • Tutorial Desmos
  • Fungsi dan Tutorial Fitur Padlet.com
  • Tutorial Scratch (Berfikir Komputasional)

Materi Dari Pemateri

  • =================================

  • Seri 1 : Pendahuluan

  • Pembukaan Pelatihan STEM SMP Prov. Sulsel

    Pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) semakin penting di era modern. Melalui pendekatan ini, kita dapat menghubungkan pengetahuan yang ada dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih bermakna dan relevan.

    Gambaran Umum Pendekatan STEM dalam Pembelajaran Matematika

    Pendekatan STEM dalam pembelajaran matematika menggabungkan konsep matematika dengan sains, teknologi, dan rekayasa untuk memecahkan masalah dunia nyata. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas siswa melalui integrasi berbagai disiplin ilmu.

    Dalam pembelajaran matematika berbasis STEM, siswa diajak untuk memahami bagaimana konsep-konsep matematika diterapkan dalam konteks dunia nyata, seperti dalam perancangan teknologi atau penyelesaian masalah lingkungan. Misalnya, siswa dapat belajar tentang persamaan linear saat membandingkan biaya transportasi, atau mengaplikasikan geometri dalam desain arsitektur.

    Melalui metode ini, siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga mendapatkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja modern, di mana matematika seringkali digunakan dalam kombinasi dengan teknologi dan rekayasa untuk inovasi.

    Quotes Inspiratif

    "Ajarkanlah Orang Lain, maka kamu akan menjadi ahlinya."
    - Ali Bin Abi Thalib

    Pembelajaran yang Bermakna dan Menyenangkan

    Pembelajaran haruslah menyenangkan dan bermakna. Penggunaan kekerasan dalam pembelajaran, meskipun bisa memberi makna, tidak akan membuatnya menyenangkan. Guru perlu menemukan cara kreatif untuk mengajarkan materi tanpa menimbulkan tekanan bagi peserta didik.

    Guru Serba Bisa

    Seorang guru dituntut untuk memiliki beragam kompetensi. Namun, ini tidak berarti bahwa guru harus menggantikan para ahli di bidang-bidang tertentu. Misalnya, seorang guru yang mahir komputer bukan berarti harus menggantikan seorang ahli IT, atau seorang guru yang paham cara berpikir arsitek bukan berarti dia menggantikan arsitek.

    Guru dengan Hasrat Mendidik

    Guru yang baik adalah guru yang memiliki hasrat untuk mendidik dan memberi kasih sayang kepada peserta didik. Guru yang dirindukan bukan hanya guru yang berilmu, tetapi juga yang mampu memberikan cinta kasih kepada murid-muridnya.

    Asal Kata Matematika

    Kata "matematika" berasal dari kata Yunani "mathein," yang berarti "mengisi waktu luang." Ini menunjukkan bahwa belajar matematika bukan hanya tentang menjadi ahli, tetapi tentang kemampuan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari secara efektif.

    Pembelajaran STEM Matematika

    Pembelajaran STEM Matematika bertujuan untuk mengajarkan siswa cara berpikir kritis dan memecahkan masalah di dunia nyata. Kunci mengajar matematika adalah membantu siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar menjadikan mereka ahli matematika. Pendekatan mini real sangat dianjurkan agar siswa dapat memahami matematika secara lebih kontekstual dan relevan.

    Karakteristik Pembelajaran STEM

    Pembelajaran berbasis STEM memiliki karakteristik yang terintegrasi dan berfokus pada keterampilan praktis yang diperlukan dalam dunia nyata. Beberapa karakteristik utama dari pembelajaran STEM meliputi:

    • Interdisipliner: Pembelajaran STEM menggabungkan beberapa disiplin ilmu (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika) ke dalam satu pendekatan yang saling terkait.
    • Berbasis Masalah: Fokus pembelajaran STEM adalah pada pemecahan masalah nyata melalui penerapan teori dan konsep yang dipelajari di kelas.
    • Kreativitas dan Inovasi: Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan menghasilkan solusi inovatif terhadap masalah yang dihadapi.
    • Keterampilan Kolaboratif: Pembelajaran STEM sering melibatkan kerja kelompok, yang membantu siswa mengembangkan keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi.
    • Penerapan Teknologi: Teknologi digunakan sebagai alat untuk mendukung proses belajar dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih efisien.

    Penjelasan Komponen STEM

    • Sains (Science): Fokus pada pemahaman tentang dunia alam melalui observasi, eksperimen, dan penelitian ilmiah. Sains memberikan dasar pengetahuan yang digunakan dalam teknologi dan rekayasa.
    • Teknologi (Technology): Melibatkan penggunaan alat, perangkat, dan sistem untuk memecahkan masalah. Teknologi dalam pembelajaran STEM mencakup penggunaan perangkat digital serta perangkat lunak untuk mendukung pembelajaran dan inovasi.
    • Rekayasa (Engineering): Proses merancang dan membangun solusi untuk masalah-masalah yang ada. Dalam STEM, siswa diajak untuk berpikir seperti seorang insinyur, mulai dari identifikasi masalah, merancang solusi, hingga uji coba dan evaluasi.
    • Matematika (Mathematics): Dasar dari pengukuran, perhitungan, dan analisis yang diperlukan dalam sains, teknologi, dan rekayasa. Matematika menyediakan alat penting yang digunakan untuk mengembangkan solusi berbasis logika dan kuantitatif.

    Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan STEM

    Pendekatan STEM dalam pembelajaran mengikuti beberapa langkah yang dapat membantu siswa memahami konsep dan menerapkannya untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Berikut adalah langkah-langkahnya:

    1. Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah nyata yang akan dipecahkan. Masalah ini harus relevan dan menantang, sehingga mendorong siswa untuk berpikir kritis.
    2. Penyelidikan: Siswa melakukan penelitian atau penyelidikan terkait masalah yang dihadapi. Mereka dapat mempelajari teori, konsep, dan data yang terkait dengan masalah tersebut.
    3. Pengembangan Solusi: Siswa merancang solusi berdasarkan konsep yang telah dipelajari. Di sini, teknologi dan rekayasa bisa digunakan untuk memodelkan solusi.
    4. Penerapan: Solusi yang dikembangkan oleh siswa diimplementasikan untuk melihat bagaimana cara kerjanya di dunia nyata. Dalam beberapa kasus, ini melibatkan eksperimen atau simulasi.
    5. Evaluasi dan Refleksi: Setelah menerapkan solusi, siswa mengevaluasi hasilnya dan melakukan refleksi terhadap proses yang telah mereka lalui. Mereka dapat melakukan perbaikan atau modifikasi jika diperlukan.

    Contoh Masalah Matematika dengan Pendekatan STEM

    Berikut adalah contoh masalah matematika yang dapat diselesaikan dengan pendekatan STEM:

    Masalah: Memilih Transportasi Taksi yang Paling Efisien

    Siswa diberikan dua opsi taksi dengan skema biaya yang berbeda:

    • Taksi A: Biaya tetap Rp20.000 dan Rp5.000 per kilometer.
    • Taksi B: Tidak ada biaya tetap, tetapi dikenakan Rp6.000 per kilometer.

    Tugas siswa adalah menentukan kapan sebaiknya menggunakan Taksi A atau Taksi B, berdasarkan jarak perjalanan. Mereka perlu membuat persamaan linear untuk masing-masing opsi taksi dan memecahkan masalah melalui pendekatan matematika serta teknologi (misalnya, menggunakan aplikasi kalkulator atau spreadsheet untuk simulasi).

    Langkah Penyelesaian:

    1. Untuk Taksi A, biaya perjalanan = 20.000 + 5.000 * jarak (dalam kilometer).
    2. Untuk Taksi B, biaya perjalanan = 6.000 * jarak (dalam kilometer).
    3. Siswa akan mencari jarak di mana biaya kedua taksi sama dengan menyelesaikan persamaan:
      20.000 + 5.000 * jarak = 6.000 * jarak.
    4. Setelah jarak ditemukan, siswa dapat menentukan taksi mana yang lebih efisien berdasarkan panjang perjalanan.

    Melalui masalah ini, siswa tidak hanya mempelajari persamaan linear, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam memilih opsi yang paling efisien untuk kondisi nyata, serta menggunakan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah.

  • Seri 2 : Engineering Design Process
  • Pembelajaran STEM: Engineering Design Process (EDP)

    Langkah-langkah dalam Engineering Design Process (EDP)

    • Identifikasi Masalah: Menentukan masalah yang ingin dipecahkan.
    • Melakukan Penelitian: Mengumpulkan informasi yang relevan.
    • Merumuskan Solusi Potensial: Menghasilkan beberapa alternatif solusi.
    • Membuat Prototype: Membuat model dari solusi yang dipilih.
    • Menguji dan Mengevaluasi: Melakukan uji coba dan analisis.
    • Mengembangkan dan Memperbaiki: Memperbaiki solusi berdasarkan hasil uji coba.
    • Mengomunikasikan Solusi: Menyampaikan hasil solusi dan prosesnya.

    Contoh Masalah untuk Menjelaskan EDP

    "Bagaimana merancang payung yang dapat menahan angin kencang tanpa terbalik?"

    • Penelitian: Mengkaji desain payung yang dapat menahan angin.
    • Solusi Potensial: Merancang rangka payung lebih kuat atau lebih aerodinamis.
    • Membuat Prototipe: Membuat model payung kecil untuk pengujian.
    • Uji dan Evaluasi: Menguji kekuatan payung saat diterpa angin.
    • Pengembangan: Memperbaiki desain jika payung terbalik atau tidak stabil.
    • Komunikasi: Mempresentasikan desain payung yang tahan angin.

    Kesimpulan

    Engineering Design Process (EDP) mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah dengan cara terstruktur dan berbasis riset.

  • Seri 3 : Pemodelan Matematika
  • Pemodelan Matematika - Memilih Taksi

    Langkah-langkah Pemodelan Matematika

    Penyelesaian:

    Berikut adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan pemodelan matematika:

    1. Identifikasi variabel-variabel yang relevan: Menentukan faktor yang mempengaruhi masalah, seperti biaya per kilometer dan biaya tetap (tarif awal).
    2. Menyusun model matematika: Membuat persamaan yang menggambarkan hubungan antara variabel. Misalnya, untuk dua taksi:

      • Biaya=7000+2000
    3. Analisis model: Melakukan perhitungan untuk menemukan solusi berdasarkan model yang telah dibuat.
    4. Interpretasi hasil: Menyimpulkan hasil perbandingan biaya antara dua taksi.

    Contoh Latihan Soal

    Anda memiliki dua pilihan taksi:


    • Biaya=7000+2000

    Di mana  adalah jarak yang ditempuh dalam kilometer. Hitunglah biaya untuk jarak =10 km dan tentukan taksi mana yang lebih murah.

    Penyelesaian

    Hitung biaya untuk masing-masing taksi:


    • Biaya=7000+200010=27000

    Dengan demikian, Taksi B lebih murah untuk jarak 10 km.

  • Seri 4 : Aktivitas STEM
  • Pembelajaran STEM - Simulasi Bungee Jumping Menggunakan Karet Gelang

    Topik: Bungee Jumping dengan Karet Gelang dan Beban

    Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk memodelkan dan memprediksi seberapa jauh beban akan jatuh ketika terikat dengan karet gelang yang digunakan sebagai tali bungee. Target sukses adalah memastikan bahwa beban jatuh kurang dari 20 cm di atas lantai.

    Langkah-Langkah Pembelajaran

    • 1. Identifikasi Masalah: Bagaimana memodelkan hubungan antara panjang karet gelang yang digunakan dan jarak jatuh beban sehingga beban tidak menyentuh lantai.
    • 2. Persiapan Alat dan Bahan: Siapkan beberapa karet gelang, beban (misalnya, benda kecil seperti logam), penggaris/meteran, dan sebuah titik gantungan (seperti tiang atau tempat tinggi).
    • 3. Pengamatan Awal: Ukur panjang karet gelang tanpa beban dan kemudian ukur berapa banyak tambahan panjang ketika beban digantung. Catat perubahan panjang untuk setiap karet gelang.
    • 4. Kumpulkan Data: Ulangi proses dengan menggunakan jumlah karet gelang yang berbeda (1, 2, 3, dll.) dan ukur seberapa jauh beban jatuh. Catat data ini dalam tabel.
    • 5. Buat Model Matematika: Dengan data yang diperoleh, buat model matematika berbasis fungsi linear untuk memprediksi hubungan antara jumlah karet gelang dan jarak jatuh beban.
    • 6. Verifikasi dan Eksperimen: Gunakan model untuk memprediksi berapa banyak karet gelang yang diperlukan agar beban jatuh sekitar 20 cm di atas lantai. Lakukan uji coba dan sesuaikan jika diperlukan.
    • 7. Evaluasi Hasil: Bandingkan hasil eksperimen dengan prediksi dari model. Apakah beban jatuh sesuai dengan target? Jika tidak, lakukan perbaikan pada model.

    Pemodelan Matematika (Fungsi Linear)

    Misalkan kita memodelkan hubungan antara jumlah karet gelang (x) dan jarak jatuh beban (y) dalam bentuk fungsi linear sebagai berikut:

    Di mana:

    • y = jarak jatuh beban (cm)
    • x = jumlah karet gelang
    • a = koefisien yang mewakili seberapa besar peningkatan jarak jatuh per karet gelang
    • b = panjang awal dari karet gelang (atau jarak jatuh ketika tidak ada karet gelang tambahan)

    Contoh Pemodelan

    Misalkan setelah melakukan pengukuran, kita mendapatkan data berikut:

    • Dengan 1 karet gelang, beban jatuh sejauh 30 cm.
    • Dengan 2 karet gelang, beban jatuh sejauh 50 cm.
    • Dengan 3 karet gelang, beban jatuh sejauh 70 cm.

    Dari data ini, kita bisa melihat bahwa setiap tambahan 1 karet gelang menambah jarak jatuh sebesar 20 cm, sehingga a = 20. Jika kita asumsikan jarak awal (b) adalah 10 cm, maka model liniernya adalah:

    Menggunakan Model untuk Mencapai Target

    Kita ingin jarak jatuh beban kurang dari 20 cm di atas lantai, yaitu:

    Untuk menemukan jumlah karet gelang yang diperlukan, kita substitusikan nilai =80 ke dalam persamaan model:


    Jadi, kita membutuhkan sekitar 3 atau 4 karet gelang untuk memastikan beban jatuh tidak lebih dari 20 cm di atas lantai.

  • Seri 5 : Problem Solving dalam STEM
  • Problem Solving dalam Pembelajaran STEM

    Apa Itu Masalah?

    Masalah terjadi ketika ada kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan, yang memerlukan tindakan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Masalah bisa timbul dari tantangan di dunia nyata atau dari kebutuhan yang belum terpenuhi.

    Apa Itu Masalah dalam Matematika?

    Masalah dalam matematika biasanya berfokus pada soal-soal spesifik yang membutuhkan pemahaman konsep dan penerapan langkah-langkah yang logis. Tujuan utama dari masalah matematika adalah menemukan solusi yang benar melalui metode deduktif yang telah dipelajari.

    Contoh masalah matematika: Hitung berapa jumlah sudut dalam segitiga.

    Perbedaan dan Persamaan Masalah Matematika dengan Masalah dalam STEM

    Dalam konteks STEM, masalah tidak hanya melibatkan matematika, tetapi juga ilmu sains, teknologi, dan teknik (engineering). Masalah STEM biasanya kompleks dan terkait dengan dunia nyata, yang memerlukan pemahaman multidisiplin untuk menyelesaikannya.

    • Persamaan: Baik masalah matematika maupun masalah STEM memerlukan analisis kritis, pemahaman konsep, dan penggunaan logika untuk menemukan solusi.
    • Perbedaan: Masalah matematika sering kali bersifat terstruktur dan memerlukan solusi yang tunggal. Sementara masalah STEM lebih terbuka, dapat memiliki banyak solusi, dan melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan tantangan yang lebih luas.

    Contoh masalah dalam STEM: Bagaimana merancang jembatan yang aman dan efisien menggunakan bahan yang tersedia dan prinsip fisika yang relevan.

    Bagaimana Mengidentifikasi Masalah

    Untuk mengidentifikasi masalah, langkah-langkah berikut dapat diikuti:

    1. Observasi: Amati situasi atau konteks di mana masalah mungkin muncul. Perhatikan tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan adanya kesenjangan.
    2. Analisis Kesenjangan: Tentukan perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan. Apa yang kurang? Apa yang tidak berfungsi?
    3. Melibatkan Stakeholder: Diskusikan dengan pihak-pihak yang terlibat atau terdampak oleh masalah untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.
    4. Pengumpulan Data: Kumpulkan data dan informasi yang relevan untuk memahami lebih dalam tentang masalah yang dihadapi.
    5. Penyusunan Masalah: Setelah semua informasi terkumpul, susunlah pernyataan masalah yang jelas dan ringkas, sehingga dapat dipahami oleh semua pihak.

    Cara Integrasi STEM ke Kurikulum Merdeka

    1. Menentukan Masalah

    Langkah pertama dalam integrasi STEM ke Kurikulum Merdeka adalah mengidentifikasi masalah yang relevan dengan dunia nyata dan dapat menjadi tantangan bagi siswa. Masalah yang dipilih haruslah yang memerlukan penerapan konsep STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika) untuk menyelesaikannya.

    Contoh: Bagaimana merancang jembatan yang kuat dan efisien menggunakan bahan yang ramah lingkungan?

    2. Mengaitkan dengan Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

    Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menghubungkannya dengan Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka. Hal ini memastikan bahwa pembelajaran berbasis STEM sesuai dengan standar pendidikan yang diharapkan.

    Langkah-langkah:

    • Tentukan kompetensi atau keterampilan yang ingin dicapai dari pembelajaran STEM, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
    • Periksa ATP untuk memastikan aktivitas STEM yang direncanakan sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
    • Pastikan bahwa kegiatan STEM dapat digunakan untuk mengukur pencapaian CP siswa, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan praktis.

    3. Memasukkan Unsur-Unsur STEM

    Integrasikan komponen STEM ke dalam proses pembelajaran, baik melalui eksperimen, proyek, maupun pemecahan masalah secara langsung.

    Langkah-langkah:

    • Sains: Terapkan konsep-konsep ilmiah yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Misalnya, hukum fisika dalam desain jembatan atau proyek bangunan.
    • Teknologi: Gunakan teknologi untuk mendukung solusi, seperti pemodelan menggunakan perangkat lunak desain atau penggunaan alat ukur digital.
    • Engineering (Rekayasa): Siswa dapat merancang dan menguji model fisik dari solusi mereka, seperti prototipe bangunan atau struktur sederhana.
    • Matematika: Libatkan matematika untuk menganalisis data atau menghitung hasil, seperti menghitung kekuatan bahan atau memprediksi daya tahan struktur.

    4. Menampakkan Langkah-Langkah EDP (Engineering Design Process)

    EDP adalah metode pemecahan masalah yang berfokus pada pengembangan solusi yang inovatif melalui pendekatan rekayasa. Berikut adalah tahapan EDP yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran:

    • Ask (Menanyakan): Siswa mengidentifikasi masalah dan memahami kebutuhan yang harus dipenuhi dalam solusi yang mereka kembangkan.
    • Imagine (Membayangkan): Siswa brainstorm atau memunculkan ide-ide potensial untuk menyelesaikan masalah.
    • Plan (Merencanakan): Siswa merancang solusi mereka melalui gambar, sketsa, atau rencana prototipe.
    • Create (Membuat): Siswa membuat prototipe atau model solusi dan mengujinya.
    • Improve (Meningkatkan): Berdasarkan hasil uji coba, siswa merevisi dan menyempurnakan desain mereka agar lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan.

    Dengan integrasi langkah-langkah ini, pembelajaran berbasis STEM menjadi lebih terstruktur dan sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.

    Contoh Menyelesaikan Masalah Problem Solving : Membuat Kemasan Kue yang Menarik dan Hemat Biaya

    Tujuan dari proyek ini adalah merancang kemasan kue yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga hemat biaya dan fungsional. Desain kemasan ini harus memiliki pegangan sehingga pembeli tidak memerlukan tambahan tas untuk membawanya.

    Langkah-Langkah Penyelesaian:

    1. Diskusikan Bentuk-Bentuk Kemasan yang Dapat Menjadi Pilihan

    Diskusikan beberapa bentuk kemasan yang dapat digunakan untuk kue, seperti:

    • Box persegi atau persegi panjang dengan pegangan di bagian atas
    • Bentuk silinder dengan pegangan di samping
    • Kemasan berbentuk segitiga atau piramida untuk tampilan yang unik

    Setiap bentuk kemasan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam hal biaya produksi, bahan yang dibutuhkan, serta daya tarik visual bagi pembeli. Siswa diajak untuk mendiskusikan desain mana yang memenuhi kriteria estetika dan fungsionalitas.

    2. Pilih 1 Desain

    Setelah diskusi, pilih satu desain kemasan yang paling sesuai. Desain yang dipilih haruslah mampu mengakomodasi ukuran kue dengan baik, mudah dibawa dengan pegangan, dan tetap efisien dalam penggunaan bahan agar biaya produksi tetap rendah.

    Contoh: Desain box persegi dengan pegangan di bagian atas dapat menjadi pilihan yang efisien dan mudah dibuat.

    3. Buat Sketsa dan Jaring-Jaring Kemasan

    Langkah selanjutnya adalah membuat sketsa dan jaring-jaring kemasan yang telah dipilih. Jaring-jaring ini menunjukkan pola potongan kertas atau bahan lainnya yang akan dilipat menjadi bentuk kemasan. Dalam tahap ini, penting untuk menghitung ukuran yang tepat agar kue dapat masuk dengan baik tanpa ada pemborosan bahan.

    Langkah-langkah Membuat Jaring-Jaring:

    • Gambar desain kemasan dalam bentuk 2D (dua dimensi).
    • Pastikan untuk menambahkan garis lipatan pada setiap sisi untuk memudahkan proses perakitan.
    • Hitung total luas bahan yang diperlukan dan pertimbangkan penghematan material.

    Berikut adalah contoh jaring-jaring kemasan berbentuk box persegi:

    Jaring-Jaring Kemasan Box Persegi

    4. Buat Prototype Kemasan

    Setelah jaring-jaring selesai dibuat, langkah terakhir adalah membuat prototipe kemasan. Gunakan bahan seperti karton atau kertas yang cukup kuat untuk diuji coba. Pastikan pegangan berfungsi dengan baik dan kue dapat dimasukkan serta dikeluarkan dengan mudah.

    Uji prototipe ini untuk memastikan bahwa:

    • Kemasan dapat menopang berat kue tanpa robek.
    • Pegangan kuat dan nyaman saat dipegang oleh pembeli.
    • Kemasan mudah dibuka dan ditutup kembali tanpa merusak isinya.

    Dengan menyelesaikan langkah-langkah ini, siswa akan belajar tentang proses desain dan prototyping, sekaligus bagaimana merancang solusi yang praktis dan hemat biaya untuk sebuah masalah di dunia nyata.

  • Seri 6 : Berfikir Komputasional
  • Pemikiran Komputasional dalam Pembelajaran STEM

    Apa itu Pemikiran Komputasional?

    Pemikiran komputasional adalah pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan cara memanfaatkan konsep dan teknik dari ilmu komputer. Pendekatan ini mencakup beberapa proses berpikir seperti dekomposisi masalah, pengenalan pola, abstraksi, dan desain algoritma. Dalam pembelajaran STEM, pemikiran komputasional sangat penting untuk mendorong siswa berpikir kritis dan inovatif.

    Pilar-Pilar Pemikiran Komputasional

    Pemikiran komputasional terdiri dari empat pilar utama:

    • Dekomposisi: Memecah masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
    • Pengenalan Pola: Mengidentifikasi pola atau kesamaan di antara data atau permasalahan.
    • Abstraksi: Menghilangkan detail yang tidak penting untuk fokus pada informasi yang relevan.
    • Algoritma: Menyusun langkah-langkah atau prosedur untuk menyelesaikan masalah secara sistematis.

    Penerapan Pemikiran Komputasional dalam Pembelajaran STEM

    Pemikiran komputasional dapat diterapkan di semua aspek pembelajaran STEM. Berikut beberapa contohnya:

    • Matematika: Siswa menggunakan pemikiran komputasional untuk memecahkan persamaan atau mencari pola dalam data numerik. Misalnya, penggunaan algoritma untuk menyelesaikan persamaan linear.
    • Sains: Dalam eksperimen sains, siswa dapat menggunakan dekomposisi untuk memecah proses eksperimen menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana dan terstruktur.
    • Teknologi: Pembuatan program komputer atau aplikasi melibatkan penggunaan semua aspek pemikiran komputasional, dari abstraksi hingga algoritma.
    • Teknik: Desain sistem atau produk teknik sering kali melibatkan pengenalan pola dan dekomposisi masalah yang besar menjadi komponen-komponen kecil.

    Contoh Algoritma Sederhana

    Berikut contoh algoritma sederhana dalam pseudocode untuk menghitung luas persegi:

    
    Algoritma: Hitung Luas Persegi
    1. Masukkan panjang sisi persegi
    2. Kalikan sisi dengan sisi
    3. Hasilnya adalah luas persegi
            

    Kesimpulan

    Pemikiran komputasional adalah keterampilan penting dalam pembelajaran STEM, yang membantu siswa memahami dan memecahkan masalah dengan cara yang lebih efisien dan sistematis. Mengajarkan pemikiran ini dapat meningkatkan kreativitas, keterampilan analitis, dan kemampuan berpikir logis siswa.

  • Seri 7 : Konteks Matematika dalam STEM
  • Pendekatan STEM dalam Matematika SMP

    1. Persamaan Linear (Matematika dan Teknologi)

    Konteks STEM: Persamaan linear dapat diterapkan dalam perhitungan anggaran, perencanaan bisnis, dan pengelolaan waktu.

    Aktivitas STEM: Simulasi toko online untuk menghitung total biaya berdasarkan persamaan linear.

    Masalah Nyata: Digunakan dalam manajemen anggaran pribadi atau bisnis.

    2. Rasio dan Proporsi (Matematika dan Teknik)

    Konteks STEM: Konsep rasio dan proporsi sangat penting dalam teknik, misalnya saat merancang model bangunan.

    Aktivitas STEM: Siswa merancang model miniatur jembatan atau gedung dengan proporsi yang benar.

    Masalah Nyata: Diterapkan dalam desain arsitektur atau resep masakan.

    3. Geometri: Bangun Ruang dan Volume (Matematika dan Rekayasa)

    Konteks STEM: Perhitungan volume dan luas permukaan digunakan untuk mendesain bangunan atau kendaraan.

    Aktivitas STEM: Siswa membuat model 3D sederhana dan menghitung volume serta luas permukaan.

    Masalah Nyata: Aplikasi dalam desain kemasan, tangki air, atau ruang penyimpanan.

    4. Statistika dan Data (Matematika dan Sains)

    Konteks STEM: Statistika sangat penting dalam analisis data ilmiah dan teknologi.

    Aktivitas STEM: Siswa mengumpulkan data seperti suhu harian dan menganalisisnya menggunakan mean, median, dan modus.

    Masalah Nyata: Digunakan dalam survei sosial, analisis cuaca, atau kesehatan masyarakat.

    5. Fungsi dan Grafik (Matematika dan Teknologi)

    Konteks STEM: Fungsi matematika digunakan dalam pemodelan fenomena alam dan teknologi.

    Aktivitas STEM: Siswa menggambar grafik fungsi dan memprediksi bagaimana variabel mempengaruhi hasil.

    Masalah Nyata: Digunakan untuk memprediksi tren seperti pertumbuhan ekonomi atau harga saham.

    6. Bilangan Pecahan dan Desimal (Matematika dan Keuangan)

    Konteks STEM: Konsep ini sangat berguna dalam keuangan seperti menghitung bunga atau transaksi sehari-hari.

    Aktivitas STEM: Siswa berperan sebagai pemilik bisnis dan menghitung keuntungan atau kerugian dalam pecahan atau desimal.

    Masalah Nyata: Diterapkan dalam transaksi jual beli atau pinjaman bank.

  • Seri 8 : Penilaian STEM
  • Penilaian STEM

    Presentasi ini akan membahas bagaimana penilaian berbasis STEM dilakukan dalam pendidikan untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami konsep-konsep, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam konteks dunia nyata.

    1. Apa itu Penilaian STEM?

    Penilaian STEM adalah proses evaluasi yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa tentang konsep Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Fokusnya adalah pada keterampilan analitis, pemecahan masalah, dan aplikasi konsep di dunia nyata.

    2. Tujuan Penilaian STEM

    • Mengukur pemahaman konsep ilmiah dan matematis.
    • Mengevaluasi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
    • Mendorong kreativitas dalam penerapan teknologi dan teknik.
    • Menilai kemampuan siswa dalam merancang dan melakukan eksperimen.
    • Menguji keterampilan kolaborasi dalam menyelesaikan proyek tim.

    3. Komponen Penting dalam Penilaian STEM

    A. Pemahaman Konsep

    Menilai seberapa baik siswa memahami teori dan konsep dasar dalam Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika. Ini bisa melalui tes, soal cerita, atau penjelasan lisan.

    B. Pemecahan Masalah

    Memastikan siswa dapat menggunakan pemikiran logis dan kreatif untuk memecahkan masalah nyata. Misalnya, mereka mungkin diminta untuk merancang solusi terhadap tantangan teknologi atau lingkungan.

    C. Proyek Kolaboratif

    Penilaian proyek berbasis tim di mana siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah kompleks, menggunakan pendekatan interdisipliner dari STEM.

    4. Bentuk Penilaian STEM

    • Proyek Tertulis dan Laporan: Mengukur kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan temuan dan hasil eksperimen mereka.
    • Portofolio: Dokumen yang berisi bukti-bukti keterampilan dan pemahaman yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran STEM.
    • Demonstrasi Produk: Siswa menunjukkan prototipe atau produk teknologi yang mereka buat sebagai hasil dari pelajaran STEM.
    • Pertanyaan Reflektif: Pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa mengevaluasi pendekatan mereka dan mencari cara untuk meningkatkannya.

    5. Kriteria Penilaian STEM

    • Kreativitas: Seberapa kreatif solusi yang siswa tawarkan untuk masalah yang diberikan.
    • Kemampuan Kolaborasi: Bagaimana siswa bekerja dalam kelompok, berbagi ide, dan memberikan kontribusi yang berarti.
    • Keterampilan Pemecahan Masalah: Seberapa efektif siswa dapat menganalisis masalah dan merancang solusi.
    • Pemahaman Konseptual: Sejauh mana siswa memahami teori dan konsep di balik solusi mereka.
    • Presentasi: Seberapa baik siswa dapat menyajikan ide dan produk mereka secara efektif.
    ******

    Penilaian STEM

    Presentasi ini membahas bagaimana penilaian berbasis STEM dilakukan untuk memastikan siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep dalam Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di dunia nyata.

    1. Apa itu Penilaian STEM?

    Penilaian STEM adalah evaluasi yang bertujuan mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan konsep STEM dalam konteks dunia nyata. Penilaian ini berfokus pada keterampilan analitis, pemecahan masalah, serta kolaborasi tim.

    2. Tujuan Penilaian STEM

    • Mengukur pemahaman konsep ilmiah dan matematis.
    • Mengevaluasi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
    • Mendorong kreativitas dalam penerapan teknologi dan teknik.
    • Menilai kemampuan siswa dalam merancang dan melakukan eksperimen.
    • Menguji keterampilan kolaborasi dalam menyelesaikan proyek tim.

    3. Komponen Penting dalam Penilaian STEM

    A. Pemahaman Konsep

    Menilai seberapa baik siswa memahami teori dan konsep dasar dalam STEM melalui tes, soal cerita, atau penjelasan lisan.

    B. Pemecahan Masalah

    Memastikan siswa menggunakan pemikiran logis dan kreatif untuk memecahkan masalah dunia nyata, misalnya tantangan teknologi atau lingkungan.

    C. Proyek Kolaboratif

    Penilaian proyek berbasis tim di mana siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah kompleks menggunakan pendekatan interdisipliner dari STEM.

    4. Penilaian Intrakurikuler STEM

    Penilaian intrakurikuler STEM dilakukan saat pelajaran berlangsung di dalam kurikulum utama. Guru menilai siswa berdasarkan kinerja harian dan partisipasi dalam tugas yang berhubungan dengan STEM.

    • Penilaian Formatif: Digunakan untuk menilai pemahaman siswa selama proses pembelajaran dengan memberi umpan balik untuk perbaikan.
    • Penilaian Sumatif: Dilakukan di akhir unit atau semester untuk menilai pencapaian siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran STEM.
    • Proyek Harian: Guru menilai proyek atau aktivitas STEM yang dilakukan selama intrakurikuler untuk memastikan pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan.

    5. Penilaian Terhadap Proses Pembelajaran STEM

    Penilaian terhadap proses pembelajaran STEM bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana siswa terlibat dan berpartisipasi selama kegiatan STEM, seperti:

    • Keterlibatan Siswa: Apakah siswa aktif dalam bertanya, menjawab, dan berkolaborasi dalam kelompok?
    • Pemecahan Masalah: Apakah siswa dapat merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menyusun kesimpulan dengan baik?
    • Keterampilan Komunikasi: Apakah siswa mampu mengkomunikasikan ide mereka dengan jelas dan efektif dalam presentasi?

    6. Penilaian Terhadap Produk STEM

    Penilaian terhadap produk STEM mengacu pada evaluasi hasil akhir yang dihasilkan oleh siswa setelah menyelesaikan proyek STEM. Beberapa kriteria yang digunakan dalam penilaian produk meliputi:

    • Inovasi: Seberapa kreatif dan inovatif produk yang dihasilkan oleh siswa?
    • Kualitas Produk: Apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria teknis dan fungsional yang ditetapkan?
    • Pemanfaatan Teknologi: Seberapa baik siswa menggunakan teknologi dalam menyelesaikan proyek mereka?
    • Penyelesaian Proyek: Apakah siswa dapat menyelesaikan produk sesuai dengan tenggat waktu dan standar yang ditetapkan?
    • Relevansi dengan Dunia Nyata: Apakah produk tersebut memiliki manfaat atau solusi untuk masalah dunia nyata?
    *****

    Kriteria Penilaian STEM

    NoKomponen PenilaianAspek Penilaian
    1Penilaian Konten
    • Kesesuaian dengan topik STEM.
    • Penguasaan konsep ilmiah dan matematis.
    • Kemampuan menjelaskan teori yang mendasari.
    2Penilaian Keterampilan dan Pemecahan Masalah
    • Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah.
    • Kreativitas dalam merancang solusi.
    • Efektivitas dalam penggunaan alat dan teknologi.
    • Pengambilan keputusan yang logis dan berbasis data.
    3Penilaian Produk
    • Kualitas dan kejelasan produk akhir.
    • Fungsi dan kegunaan produk dalam dunia nyata.
    • Estetika dan inovasi produk.
    • Kesesuaian dengan spesifikasi proyek.
    4Penilaian Penyajian
    • Keterampilan komunikasi dalam presentasi.
    • Kejelasan dalam menyampaikan ide dan konsep.
    • Penggunaan media yang tepat (gambar, video, dll).
    • Penguasaan materi dan respons terhadap pertanyaan.
    **********

    Rubrik Penilaian STEM

    NoKomponen PenilaianAspek PenilaianSkala 4 (Sangat Baik)Skala 3 (Baik)Skala 2 (Cukup)Skala 1 (Kurang)
    1Penilaian KontenKesesuaian dengan topik STEMTopik sangat relevan dan mendalamTopik cukup relevanTopik kurang relevanTopik tidak relevan
    Penguasaan konsep ilmiah dan matematisMenguasai semua konsep secara jelas dan tepatMenguasai sebagian besar konsepMenguasai konsep secara terbatasKesulitan dalam memahami konsep
    Kemampuan menjelaskan teori yang mendasariPenjelasan sangat jelas dan mendalamPenjelasan cukup jelasPenjelasan kurang mendalamPenjelasan tidak jelas
    2Penilaian Keterampilan dan Pemecahan MasalahKemampuan mengidentifikasi masalahMasalah diidentifikasi secara tepat dan detailMasalah diidentifikasi dengan baikMasalah diidentifikasi secara umumMasalah sulit diidentifikasi
    Kreativitas dalam merancang solusiSolusi sangat kreatif dan inovatifSolusi cukup kreatifSolusi memiliki kreativitas terbatasSolusi tidak kreatif
    Efektivitas penggunaan alat dan teknologiAlat dan teknologi digunakan sangat efektifAlat dan teknologi digunakan cukup efektifPenggunaan alat dan teknologi kurang efektifKesulitan menggunakan alat dan teknologi
    3Penilaian ProdukKualitas dan kejelasan produk akhirProduk sangat berkualitas dan jelasProduk berkualitas dan cukup jelasProduk kurang berkualitas dan kurang jelasProduk tidak berkualitas dan tidak jelas
    Fungsi dan kegunaan produk di dunia nyataProduk sangat fungsional dan bergunaProduk fungsional dan cukup bergunaProduk memiliki fungsi terbatasProduk tidak memiliki fungsi nyata
    Estetika dan inovasi produkProduk sangat inovatif dan estetisProduk cukup inovatifProduk memiliki estetika dan inovasi terbatasProduk tidak estetis dan tidak inovatif
    4Penilaian PenyajianKeterampilan komunikasi dalam presentasiKomunikasi sangat jelas dan menarikKomunikasi cukup jelasKomunikasi kurang jelasKomunikasi tidak efektif
    Kejelasan dalam menyampaikan ide dan konsepIde disampaikan dengan sangat jelasIde disampaikan dengan cukup jelasIde kurang jelasIde tidak jelas
    Penggunaan media yang tepatMedia sangat tepat dan efektifMedia cukup tepatPenggunaan media kurang tepatMedia tidak sesuai

Beberapa Tutorial
Desmos
Padlet


Artikel Popular

Advertisement